Senin, 16 Desember 2013


Uji Vit-C dalam Sampel Minuman

Tugas Praktikum Kimia 






Minuman Mengandung                             Vitamin C
I. Tujuan
    Pengamatan Vitamin C pada Minuman.
II. Teori Dasar : Ada tidaknya kandungan vitamin C dalam sebuah minuman.
III. Alat dan Bahan
  1. Alat.
  • Spatula Porseline
  • Gelas Kimia 100 ml 3 buah
  • Serbet
  • Spiritus
  2. Bahan.
  • Tepung Maizena ( boleh tepung yang lainnya ) 
  • Pulpy Orange
  • Pulpy Aloevera and Grape
  • Ale-ale Orange
  • Aquades
  • Sampel minuman jeruk 5 sdm
  • ½ gelas air aqua larutan betadine
  • Tepung maizena 1 sdt
  • ¼ gelas air aqua

        IV. Cara Kerja
  1. Membuat larutan kanji : larutkan tepung maizena dalam ¼ gelas air, aduk cepat sampai semua tepung larut.







               2.    Siapkan sampel minuman jeruk dalam gelas, tambahkan ½ gelas air                                      aqua,  kemudian aduk.
                    3.     Ambil 1 sdm larutan kanji, kemudian tuangkan dalam sampel.
                    4.     Teteskan betadine septik 2 tetes lalu aduk, lakukan terus sampai                                            larutan sampel berwarna biru kehitaman.


                     5. Hentikan tetesan jika warna larutan sudah biru kehitaman.
                     6. Catat berapa tetes betadine yang dibutuhkan untuk membuat sampel                                 dari warna kuning menjadi biru kehitaman.




Catatan : warna biru kehitaman menunjukkan didalam sampel terkandung Vit-C 

V. Kesimpulan
      Semakin banyak sendok, semakin banyak jumlah tetesan dan semakin banyak Vitamin yang ada. 

Contoh Data Pengamatan

I. Membandingkan sampel yang sama
   Minuman Segar Sari
   Cara Kerja :
  1. Masukkan segar sari kedalam 3 gelas kimia dengan ukuran yang berbeda.


                         2. Masukkan tepung maizena sebanyak 1 sendok porseline ke gelas                                            kimia.
                           3. Teteskan iodine pada masing-masing gelas ukur sampai berubahwarna menjadi biru kehitaman. 

            



II. Membandingkan sampel yang berbeda dengan takaran yang sama
    Cara kerja :
  1. Masukkan sampel kedalam 3 gelas kimia dan 3 sdm.
  2. Masukkan amilum kedalam dan sampel sebanyak 1 sendok porseline.
  3. Teteskan iodine pada masing-masing gelas ukur sampai berubah menjadi biru kehitaman.

Hasil Pengamatan :

  • Minuman Segar Sari 

  • 1 sdm => 7 tetes
  • 2 sdm => 11 tetes
  • 3 sdm => 18 tetes


  • Minuman yang lainnya 

  • Okky Jelly Drink (Orange)           : 3 tetes
  • Ale-Ale (Strawberry)                   : 3 tetes
  • Vitamin Water (Strawberry)         : 3 tetes
  • Jungle Juice (Guava)                   : 9 tetes
  • Segar Sari (Orange)                    : 22 tetes
  • Buavita (Lechy)                           : 49 tetes
  • Pulpy (Orange)                            : 191 tetes
  • Nutrisari (Orange)                        : 244 tetes 
  • U C 1000 (Lemon)                       : lebih dari 1500 tetes


PRATIKUM KIMIA JILID 2

Penentuan Penurunan Titik Beku Larutan

Tugas Praktikum Kimia ...










Penentuan Penurunan Titik Beku Larutan
I. Tujuan Praktikum.
Mengamati adanya penurunan titik beku karena adanya zat pelarut.
II. Teori Dasar.
Penurunan titik beku karena adanya zat terlarut
 III. Alat dan Bahan :
  •     Alat 
  • Gelas Kimia
  • Tabung Reaksi
  • Pengaduk
  • Termometer
  • Bahan
  • Es Batu
  • Aquades
  • Urea 1m dan 2m
  • NaCl 1m dan 2m
IV. Cara Kerja :
  1. Isi gelas kimia dengan es batu kemudian tambahkan garam dapur
                     2. Masukkan aquades ke dalam tabung reaksi kira-kira 20ml



                    3. Masukkan tabung reaksi yang berisi aquades ke dalam gelas kimia yang                                berisi es.



                     4. Dinginkan tabung reaksi ke dalam gelas kimia dan catat suhunya tiap 30                               detik sampai suhu tetap




                    5. Ulangi langkah no. 2-4 dengan mengganti aquades dengan larutan Urea                                1m , Urea 2m , NaCl 1m dan NaCl 2m





V. Data Percobaan
No.
Larutan
Konsentrasi
TF (0C)
∆TF (0C)
1.
Aquades
-
 0
2.
Urea
1 m
-10
 10
3.
Urea
2 m
 -12
 12
4.
NaCl
1 m
 -7
 7
5.
NaCl
2 m
- 9
 9

Larutan
Penyelesaian
Aquades
  ∆Tf  = Tf pel – Tf lart
     0  = 0 – Tf lart
Tf lart =  0C
Urea 1 m
  ∆Tf  = Tf pel – Tf lart
   10 = 0 – Tf lart
Tf lart =-10C
Urea 2 m
∆Tf   = Tf pel – Tf lart
  12 = 0 – Tf lart
Tf lart = -12C
NaCl 1m
  ∆Tf  = Tf pel – Tf lart
    7  = 0 – Tflart
Tf lart =-7
NaCl 2 m
   ∆Tf  = Tf pel – Tf lart
    9  = 0 – Tf lart
Tlart = -9C
VI. Analisis Data :
  1. Hitung Kf percobaan !
  2. Hitung Kf rata-rata percobaan !
  3. % Kesalahan mutlak !
Rumus
                  % Kesalahan = (KF teori – KF percobaan) / (KF teori)   x 100 %
  • Menghitung Kpercobaan

Larutan
Penyelesaian
Aquades
∆Tf = m . Kf
    0 = 0 . Kf
 K= 00C
Urea 1 m
 ∆Tf = m . Kf
10 = 1 . Kf
  Kf  = 100C
Urea 2 m
∆Tf = m . Kf
12 = 2. Kf
 Kf  = 60C
NaCl 1 m
∆Tf = m . Kf
  7 = 1. Kf
  K= 70C
NaCl 2m
∆Tf = m . Kf
  9 = 2 . Kf
 Kf  = 4.50C
  •  HitungKf rata-rata percobaan.
( 0 + (10) + (6) + (7) + (4.5) ) / 5
27,5 / 5 = 5,5℃   
  • Kesalahan Mutlak
( Kf teori - Kf percobaan ) / ( Kf teori ) x 100 %
( 1,86 - 5,5) / 1,86  x 100 %
= -3,64/1,86 x 100%
= -195.7 %
VII. Kesimpulan : 
Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan titik beku suatu larutan adalah jumlah konsentrasi molal dan sifat larutan ( elektrolit/non-elektrolit ). 











Rabu, 13 November 2013

Tugas Power Point Kimia Unsur XII-IPA
Semoga dapat bermanfaat untuk pelajaran KIMIA


Jumat, 19 Juli 2013


Sifat koligatif


Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Sifat koligatif meliputi:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmotik 


Penurunan Tekanan Uap Jenuh

Pada  setiap  suhu,  zat  cair  selalu  mempunyai  tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan berkurang.
Gambaran penurunan tekanan uap
Gambaran penurunan tekanan uap
Menurut Roult :
p = po . XB
keterangan:
p     : tekanan uap jenuh larutan
po  : tekanan uap jenuh pelarut murni
XB  : fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi :
P = Po (1 – XA)
P = Po – Po . XA
Po – P = Po . XA
Sehingga :
ΔP = po . XA
keterangan:
ΔP   : penuruman tekanan uap jenuh pelarut
po    : tekanan uap pelarut murni
XA   : fraksi mol zat terlarut
Contoh :
Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air ! Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.
rm

Kenaikan Titik Didih

Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni. Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:
ΔTb = m . Kb
keterangan:
ΔTb = kenaikan titik didih (oC)
m      = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didihmolal
rm19
(W menyatakan massa zat terlarut), maka kenaikan titik didih larutan dapat dinayatakan sebagai:
rm210
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai :
Tb = (100 + ΔTb) oC

Penurunan Titik Beku

Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai:
rm37
ΔTf = penurunan titik beku
m     = molalitas larutan
Kf     = tetapan penurunan titik beku molal
W     = massa zat terlarut
Mr   = massa molekul relatif zat terlarut
p      = massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:
Tf = (O – ΔTf)oC

Tekanan Osmosis

Tekanan osmosis adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis) seperti ditunjukkan pada.
Menurut Van’t hoff tekanan osmosis mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmosis = Π , maka :
rm48
π° = tekanan osmosis (atmosfir)
C   = konsentrasi larutan (M)
R   = tetapan gas universal.  = 0,082 L.atm/mol K
T   = suhu mutlak (K)
Tekanan osmosis
Tekanan osmosis
  • Larutan yang mempunyai tekanan osmosis lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.
  • Larutan yang mempunyai tekanan lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.
  • Larutan yang mempunyai tekanan osmosis sama disebut Isotonis.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit  di  dalam  pelarutnya  mempunyai  kemampuan  untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang sama.
Contoh :
Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur.
  • Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.
  • Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) → Na+(aq) + Cl-(aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal.
Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi. Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai :
α° = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mula
Untuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0 < α < 1). Atas dasar kemampuan ini, maka larutan elektrolit mempunyai pengembangan di dalam perumusan sifat koligatifnya.
  • Untuk Kenaikan Titik Didih dinyatakan sebagai :
rm54
n menyatakan jumlah ion dari larutan elektrolitnya.
  • Untuk Penurunan Titik Beku dinyatakan sebagai :
rm64
  • Untuk Tekanan Osmosis dinyatakan sebagai :
π°  = C R T [1+ α(n-1)]
Contoh :
Hitunglah kenaikan titik didih dan penurunan titik beku dari larutan5.85 gram garam dapur (Mr = 58.5) dalam 250 gram air ! (untuk air, Kb= 0.52 dan Kf= 1.86)
Jawab :
Larutan garam dapur,
rm73 

Catatan:
Jika di dalam soal tidak diberi keterangan mengenai harga derajat ionisasi, tetapi kita mengetahui bahwa larutannya tergolong elektrolit kuat, maka harga derajat ionisasinya dianggap 1
.
 Konsentrasi Larutan
Konsetrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.
  • Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif)
  • Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit
  • Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak
  • Cara menyatakan konsentrasi: molar, molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm), dll

Molaritas (M)
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan. Dalam ilmu kimia, molaritas (disingkat M) salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1 liter larutan mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0,5 molar (0,5 M). Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Keuntungan menggunakan satuan molar adalah kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding dengan jumlah partikel yang sebenarnya). Kerugian dari penggunaan satuan ini adalah ketidaktepatan dalam pengukuran volum. Selain itu, volum suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga molaritas larutan dapat berubah tanpa menambahkan atau mengurangi zat apapun. Selain itu, pada larutan yang tidak begitu encer, volume molar dari zat itu sendiri merupakan fungsi dari konsentrasi, sehingga hubungan molaritas-konsentrasi tidaklah linear. Rumus molaritas adalah :



Contoh :
Berapakah molaritas 0,4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 250 mL larutan ?
Jawab :
 

Normalitas (N)
Normalitas merupakan jumlah mol-ekivalen zat terlarut per liter larutan. Terdapat hubungan antara Normalitas dengan Molaritas, yaitu :
Normalitas yang bernotasi (N) merupakan satuan konsentrasi yang sudah memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam satu liter larutan.

Mol-ekivalen :
  • Asam/basa: jumlah mol Proton/OH- yang diperlukan untuk menetralisir suatu asam / basa.
Contoh :
1 mol Ca(OH)2 akan dinetralisir oleh 2 mol proton;
1 mol Ca(OH)2 setara dengan 1 mol-ekivalen; Ca(OH)2 1M = Ca(OH)2 2N
  • Redoks : jumlah mol elektron yang dibutuhkan untuk mengoksidasi atau mereduksi suatu unsur
Contoh :
1 mol Fe+3 membutuhkan 3 mol elektron untuk menjadi Fe;
1 mol Fe+3 setara dengan 3 mol-ekivalen;
Fe+3 1 M = Fe+3 3 N atau Fe2O3 6 N

Molalitas (m)

Konsentrasi suatu larutan dapat kita nyatakan dengan beberapa besaran. Kita mungkin lebih familiar menggunakan besaran molaritas (M). Selain menggunakan molaritas, kita dapat menyatakan konsentrasi menggunakan besaran molalitas (m). Molalitas dinyatakan sebagai jumlah mol suatu zat terlarut di dalam 1000 gram pelarut.

Rumus Molalitas adalah :
 
Contoh :
Berapa molalitas 4 gram NaOH (Mr=40) dalam 500 gram air?
Jawab :

Fraksi Mol (X)
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah total seluruh komponen dalam satu larutan. Fraksi mol total selalu satu. Konsentrasi dalam bentuk ini tidak mempunyai satuan karena merupakan perbandingan.

Contoh :
Suatu larutan terdiri dari 2 mol zat A, 3 mol zat B, dan 5 mol zat C. Hitung fraksi mol masing-masing zat !
Jawab :
XA = 2 / (2+3+5) = 0.2
XB = 3 / (2+3+5) = 0.3
XC = 5 / (2+3+5) = 0.5
XA + XB + XC = 1
Persen Berat (% w/w)
Persen berat menyatakan jumlah gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.

Contoh :
Larutan gula 5%, berarti dalam 100 gram larutan gula terdapat :
  • (5/100) x 100 gram gula = 5 gram gula
  • (100 – 5) gram air= 95 gram air
Bagian per juta (part per million, ppm)
ppm = massa komponen larutan (g) per 1 juta g larutan. Untuk pelarut air : 1 ppm setara dengan 1 mg/liter.